Kicauan Diantara Hutan Beton



UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sejak tanggal 20 Mei 2002 telah berganti nama, juga mengubah gedung-gedungnya menjadi bangunan megah.
Pembangunan “hutan beton” telah mengakibatkan berkurangnya lahan terbuka hijau di lingkungan kampus. Mengakibatkan menurunnya dan terancamnya jumlah satwa liar khususnya burung di sekitar kampus yang sebelumnya rimbun dan teduh.
Kelompok Pengamat Burung Nectarinia, UIN Jakarta telah mencatat 17 jenis burung liar yang pernah ditemui di lingkungan kampus. Burung-burung yang masih bertahan di tengah hutan beton adalah jenis burung kerap ditemui di lingkungan pemukiman. Antara lain, Burung-madu sriganti (Nectarinia jugularis), Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), Burung-gereja Erasia (Passer montanus), Layang-layang batu (Hirundo tahitica), Remetuk laut (Gerygone sulphurea), Cabai Jawa (Dicaeum trochileum), Cinenen pisang (Orthotomus sutorius), Tekukur biasa (Streptopelia chinensis) Kapinis (Apus sp), Kipasan belang (Rhipidura javanica), Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides), Bondol peking (Lonchura punctulata), Caladi tilik (Dendrocopos moluccensis), Kerak kerbau (Acridotheres javanicus), Walet linchi (Colocalia linchi), Kekep babi (Artamus leucorhynchus) serta burung dara (Columba livia) yang kemungkinan burung peliharaan warga sekitar kampus.

Saya dan beberapa mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta tergerak untuk melakukan aksi nyata terhadap pelestarian burung yang ada di kampus UIN Jakarta. Dan pada pertengahan 2010, beberapa mahasiswa Jurusan Biologi yang tergabung dalam Kelompok Pengamat Burung (KPB) Nectarinia telah melakukan beberapa kegiatan yang mendukung pelestarian burung di kampus UIN Jakarta.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain inventarisasi jenis-jenis burung di lingkungan kampus, pengamatan dan monitoring rutin setiap bulan dan sosialisasi keberadaan dan pelestarian burung di lingkungan kampus melalui diskusi dan seminar. Sebeulum kegiatan, kami selalu mempublikasikan kegiatan sebagai cara untuk menghimbau seluruh elemen kampus untuk berpartisipasi melestarikan burung liar yang masih tersisa di kampus dan memberi kesempatan masyarakat kampus untuk menikmati asyiknya mengamati burung liar secara langsung di alam.
Acara yang cukup memberi banyak pesan konservatif terhadap keberadaan burung di UIN Jakarta adalah “UIN Birdwatching 2011”. Diselenggarakan atas kerja sama KPB Nectarinia dan divisi Konservasi HIMBIO Oryza sativa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya mahasiswa terhadap pentingnya keberadaan dan pelestarian burung di lingkungan kampus.
Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menarik minat para peserta untuk berpartisipasi secara aktif dalam usaha pelestarian burung liar di lingkungan kampus UIN Jakarta yang keberadaannya semakin terancam. Acara ini dirangkai dalam beberapa kegiatan diantaranya pengamatan burung di lingkungan kampus I UIN Jakarta, sharing dan diskusi seputar data hasil pengamatan, bedah buku, games dan hiburan.
Acara yang diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai kelompok pengamat burung se-Jabodetabek ini secara tidak langsung turut memberi semangat baru bagi KPB Nectarinia untuk tetap berjuang dalam melestarikan keberadaan kicauan merdu burung liar di kampus UIN Jakarta khususnya.
Meskipun dalam kriteria IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources), status keterancaman belasan jenis burung yang masih dapat ditemui di lingkungan kampus UIN Jakarta ini umumnya memiliki resiko rendah terhadap kepunahan, namun sangat disayangkan bila kicauan burung-burung yang selalu menemani hiruk pikuk kesibukan dunia kampus ini pada akhirnya harus menghilang akibat rendahnya perhatian terhadap keberadaan mereka.
Usaha pelestarian burung di kampus UIN Jakarta tidak selalu mulus seperti yang dibayangkan. Kami sering dihadapi tantangan berupa kebijakan dari pihak kampus yang masih belum sejalan dengan usaha konservasi burung di kampus. Mereka masih aktif membangun bangunan di lahan terbuka hijau yang luasnya hanya sekitar 15% dari luas kampus.
Selain itu, minimnya sarana pendukung usaha pelestarian burung di kampus. Selama melakukan monitoring dan pengamatan, KPB Nektarinia hanya menggunakan alat seadanya seperti sebuah binokular yang dipinjam dari Pusat Laboratorium Terpadu UIN Jakarta dan beberapa buah buku panduan milik anggota. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami untuk terus memperjuangkan keberadaan “Sang Pengicau” di UIN Jakarta. Semoga saja, burung liar tetap lestari di Indonesia, khususnya di kampus UIN Jakarta.

Penulis : Walid Rumblat
Tulisan ini adalah hasil dari lomba menulis BuNu 2012

Jika Anda menyukai Artikel KPB Nectarinia, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di web blog KPB Nectarinia
Share this post :
Comments
0 Comments

Posting Komentar

English Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
 
Support : HIMBIO Oryza sativa | Majalah Hayati | Macro Pocket
Copyright © 2013. KPB NECTARINIA UIN JAKARTA - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger